SEJARAH PERTANIAN BERKELANJUTAN

Posted by Unknown On 17:28

 SEJARAH PERTANIAN BERKELANJUTAN

Awal zaman pra sejarah  pertanian telah berkembang walaupun belum sampai saat ini. Dulu alat pertanian berwujud kapak, seperti kapak persegi, kapak bahu dan kapak lonjong. Dewasa ini kemajuan teknologi industri berkembang pesat hingga merambah ke bidang pertanian, dengan ditemukannya beragam pupuk organik, pestisida, dan mesin-mesin untuk mekanisasi pertanian yang memudahkan manusia dalam melakukan suatu pekerjaan. Sedangkan prinsip pertanian di zaman modern ini mengutamakan sistem pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture). Pertanian berkelanjutan melakukan pengolahan pertanian dengan diversitas atau keanekaragaman hayati tanaman.

Munculnya pertanian berkelanjutan dilatar belakangi oleh dua peristiwa penting yaitu :

1.  Laporan Brundland dari komisi Dunia tentang Lingkungan dan Pembangunan pada tahun 1987, yang mendefinisikan dan berupaya mempromosikan paradigma pembangunan berkelanjutan.
2.  Konferensi dunia di Rio de Janerio Brazil pada tahun 1992, yang memuat pembahasan agenda 21 dengan mempromosikan Sustainable Agriculture and Rural Development (SARD) yang membawa pesan moral pada dunia bahwa ”without better enviromental stewardship, development will be undermined”.
Pertanian berkelanjutan merupakan pengelolaan konservasi Sumber Daya Alam (SDA) dan berorientasi pada perubahan teknologi dan kelembagaan yang berhasil untuk usaha pertanian guna membantu kebutuhan manusia yang berubah sekaligus mempertahankan atau meningkatkan kualitas lingkungan dan melestarikan Sumber Daya Alam (SDA). Pertanian berkelanjutan bukanlah merupakan suatu teknologi yang benar-benar baru. Pertanian berkelanjutan lebih mengarah kepada sistem pertanian awal dimana masih menggunakan cara-cara yang tradisional seperti penggunaan bahan-bahan organik untuk pemupukan. Pertanian berkelanjutan hanya merupakan reaktualisasi dari sistem pertanian yang lestari.
Pertanian berkelanjutan dipakai pertama kali oleh pakar FAO sebagai sinonim dari agroekosistem. Agroekosistem merupakan modifikasi ekosistem alamiah dengan sentuhan campur tangan manusia untuk menghasilkan bahan pangan, serat, dan kayu untuk memenuhi kebutuhan serta kesejahteraan manusia. Pada tahun yang sama istilah agroekosistem didefinisikan sebagai upaya untuk memadukan produktivitas, stabilitas, dan pemerataan. Pertanian berkelanjutan meliputi komponen-komponen fisik, biologi dan sosioekonomi. Pertanian berkelanjutan direpresentasikan dengan sistem pertanian yang melaksanakan pengurangan input bahan-bahan kimia, mengendalikan erosi tanah dan gulma, serta memelihara kesuburan tanah. Pertanian berkelanjutan memiliki konsep dasar yaitu mempertahankan ekosistem alami lahan pertanian  yang sehat, bebas dari bahan-bahan kimia yang meracuni lingkungan.
Pertanian berkelanjutan merupakan suatu ajakan moral untuk berbuat kebijakan pada lingkungan Sumber Daya Alam (SDA) dalam usaha pertanian dengan mempertimbangkan 3 aspek, yaitu
1.    Kesadaran Lingkungan (Ecologically Sound), sistem budidaya pertanian tidak boleh menyimpang dari sistem ekologis yang ada. Keseimbangan lingkungan adalah indikator adanya harmonisasi dari sistem ekologis yang mekanismenya dikendalikan oleh hukum alam.
2.    Bernilai ekonomis (Economic Valueable), sistem budidaya pertanian harus mengacu pada pertimbangan untung rugi, baik bagi diri sendiri dan orang lain, untuk jangka pandek dan jangka panjang, serta bagi organisme dalam sistem ekologi maupun diluar sistem ekologi. Sumber daya alam terlanjutkan (tidak tereksploitasi).
3.    Berwatak sosial atau kemasyarakatan (Socially Just), sistem pertanian harus selaras dengan norma-noma sosial dan budaya yang dianut dan di junjung tinggi oleh masyarakat setempat.
Dalam pelaksanaan pertanian keberlanjutan terdapat lima kriteria yaitu:
1.    Kelayakan ekonomis (economic viability)
2.    Bernuansa dan bersahabat dengan ekosistem dan lingkungan hidup (accologically sound and friendly)
3.    Diterima secara sosial (Social just)
4.    Kepantasan secara budaya (Culturally approiate)
  5.    Pendekatan sistem holistik (sistem and hollisticc approach)

0 comments:

Post a Comment